Rabu, 08 April 2020

Tidak Semua Orang Dapat Disenangkan

Hari ini, Rabu, 08 April 2020.



Seperti biasa, tidak ada tempat cerita yang paling baik selain blog ini. Sekali lagi, sumpah! tidak masalah jika bercerita dalam blog ini dan saya tidak mendapatkan respon balik darinya. Tetapi selama saya masih bisa mengeluarkan pengalaman otak ini dalam tulisan, kupikir itu sudah sangat membantu saya secara psikis. 

Hari ini__ ah tidak, maksud saya tidak hari ini saja, bahkan setiap hari. Setiap hari selalu saya pikirkan bagaimana bisa membuat orang lain merasa senang dengan keberadaan saya. Tidak peduli apakah itu anak-anak, orang dewasa, apalagi orang tua. Saya tidak memandang siapa dia, asalkan orang lain merasa nyaman dan senang; saya bahagia. 

Kadang yang paling menjengkelkan, dan ingin mengeluarkan makian seperti kebanyakan orang; yakni ketika hati ini ingin melayani diri sendiri, namun harus terkuras untuk melayani orang lain. Entahlah, saya pikir ini perasaan yang sangat gila, karena dalam waktu yang bersamaan kekesalan dan bahagia itu bercampur aduk. 

Saya bukanlah orang psikologi sosial yang dapat menganalisa perubahan sosial apa yang saya alami, ataupun seorang psikologi esakta yang dapat menganalisa bahan kimiawi apa yang bercampur aduk dalam diri ini. Saya hanya seorang perasa yang menikmati apa yang saya rasakan. tidak lebih dari itu. 

Banyak kali dalam perjalanan ini, saya mengorbankan 'ke-saya-an' saya, agar orang lain merasa nyaman dan senang. Memeras otak sebisa mungkin, agar perasanya dapat dinikmati orang lain; walaupun saya sadari hasil perasannya tidak seberapa. Kehabisan uang sekalipun tak apa, yang penting orang lain senang. 

Sesekali dalam sehari, saya mencoba mengendalikan diri dari rasa putus asa karena ada yang terlewatkan untuk saya sumbangsikan. saya pikir saya punya waktu dan tenaga untuk menyelesaikan persoalan itu. Tetapi ternyata itu tidak cukup, sangat tidak cukup. Karena apa yang saya lewatkan itu di luar dari daya saya. Dan saya sadari benar bahwa dalam kehidupan ini, 'ada waktunya' kebaikan saya tidak menentukan sikap orang terhadap saya. Maksud saya, sejauh apapun yang saya lakukan demi menyenangkan orang lain, tidak semua orang dapat disenangkan.


Saya___ saya minta maaf. Sungguh saya minta maaf, karena saya terbatas. Saya terbatas, walau hati ini ingin menjangkau yang lebih luas lagi.  

Maaf, sungguh saya minta maaf.